Perspektif (2)

Perspektif (2)


Perspektif (2)


Aku melihat banyak manusia mengecat tubuhnya dengan cat - yang kata orang berbahaya- berwarna silver
Diluburkannya cat itu pada bagian tubuh dalam keadaan telanjang
Sampai pada rambut sekalipun
Dan mereka kulihat banyak di lampu merah
Mereka saling menebarkan senyum dengan kepuasan wajah
Mereka menyelinap-linap, mencari celah kekosongan di antara transportasi
Sambil menengadahkan umplung (wadah bekas cat) yang juga dilumuri cat silver
Tahu, kamu, Kawan, bahkan mereka menanggung panas kulit yang terpanggang mentari 
sedang cat silver dalam keadaan berlumuran
Bukan mereka tak merasakan sakit dan kepanasan, melainkan ada yang lebih menyakitkan dari hanya sekadar itu, adalah tangis anaknya yang membutuhkan susu,
dan istrnya tercinta di rumah yang sedang menanti
Pernahkah mereka meminta sambil cemberut dan memaksa para pengendara untuk memberinya?
Dan, di antara banyaknya pengendara itu, berapa yang memberinya sisa uang dari yang usang di saku?
Andai tak ada yang mengharuskannya sperti itu, apakah mereka akan tetap melakukannya?
Tetapi sayang beribu sayang,
mereka pulang dengan membawa kepedihan
"Hanya sepuluh ribu, Sayang," katanya pada istrinya

Aku melihat banyak manusia di gang-gang kecil menuju makam para sunan
sambil menengadahkan sebuah umplung sejajar kepalanya
sambil merengek dan merengek
Mereka merengek pada yang salah
Manusia-manusia lain banyak yang tak peduli
Banyak yang cuek
Banyak yang abai dan tak peduli
Mereka hanya diberi manusia-manusia yang berbelaskasihan
Salah siapa menggantungkan nasib pada umplung?
Emmm, tapi, di antara mereka juga banyak yang ta sehat dan cacat
Dengan ditampakkannya luka-luka, dan borok-borok di depan manusia 
Tetapi masih saja sama: banyak manusia tak peduli




Ada manusia ringkih
di seberang jalan 
di gang-gang kecil di kota besar
Mereka menyapu, memilah sampah yang masih laku
Hasilnya pun tak lebih banyak dari manusia silver dan manusia di gang-gang makam sunan
Namun, mereka tersenyum
Kembali mereka ke rumah, menemui istrinya dan memberikan uang hasilnya memilah sampah dengan raut bahagia
Setelahnya, ia mengadukan nasib pada Sang Maha Kaya
Ia tahu, tak ada yang lebih peduli dengannya melebihi Sang Maha Kaya
Ia berpikir bahwa sekaya-kayanya orang, tak dapat akan mampu mengalahkan pemberian dari Sang Maha Kaya
Ia adukan pekerjaannya
ia keluhkan kehidupannya
ia sambatkan nasib sedihnya 
Pada Sang Maha Kaya
Kemudian, segala sesak yang memenuhi dadanya itu seketika hilang dan sirna
Hatinya dipenuhi oleh harapan doanya barusan

20 Juni 2023