Sajak-sajak Ihya Ulumuddin

Sajak-sajak Ihya Ulumuddin
Dokumentasi Penulis

Sajak-sajak Ihya Ulumuddin

Tulus

Seberapa kuat jika waktu berjarak

Menanti atau pergi

Kembali atau tersakiti

Sungguh dua pilihan yang gamang


Perjalanan terus ditempuh

Semakin lama pun semakin rapuh

Atau semakin malam semakin bersinar


Kepada bintang dan bunga

Tetaplah bersinar di malam gelap gulita

Tetaplah mewangi

Tuan kan kembali


Menjaga atau terjaga

Percaya akan sirna

Terluka akan kecewa

Jika kata tak setulus jiwa


Ihya ulumuddin

Banyuwangi, 24 Agustus 2022


Doa 

Kita tidak pernah tau

Doa mana yang di kabulkan

Dosa yang mana yang diampuni

Atau doa mana yang tertolak

Dosa mana penghalang surga


Setidaknya kita pernah berdoa

Dimana kita mengakui kita punya tuhan

Dosa yang diperbuat adalah kelemahan manusia


Kita tidak diciptakan sempurna

Dari kesempurnaan kita menggebu menuju

Sembari menikmati nyanyian alam

Kita sadar setiap yang bernyawa adalah kehidupan


Dimana kehidupan akan terus berjalan

Kehidupan yang harus dijalani

Kita merupakan rencana Tuhan yang kita buat oleh doa


Ihya ulumuddin

Muncar, 25 Agustus 2022


Kau kembali

Sinar cinta telah usai

Kembali bersinar

Mengingat gubahan gundah

Kembali memaafkan diri sendiri

Atas semua yang telah terjadi

Mencintai atau memiliki rasa


Rasa yang telah usai

Kenangan yang harusnya hilang

Kembali sadar dan disadarkan

Kau abadi bersama bayangan


Mungkin hilang mungkin mati

Ia akan kembali dengan rasa yang telah kau beri


Ihya ulumuddin

Muncar, 25 Agustus 2022


Takut

Terkadang aku menjadi seseorang yang sangat takut kehilangan

Dalam fikiran ini merapal cakrawala langit

Bintang yang setia dengan bulan

Ketika hujan pun ia hilang

Matahari yang setia dengan bumi pun akan hilang ketika hujan

Mendung


Tulisan ini salah satu prasa yang tak terhingga

Dari untaian kata resah dan jengah


Kita belajar dari untaian suci tak terkira

Dari luang waktu begitu pasrah


Menuliskan takut

Takut akan kehilangan mu

Menghantui dan menyelimuti

Apakah aku saja memiliki rasa seperti ini


Menjadi orang sangat takut kehilangan mu

Apakah engkau tak seperti aku

Merasakan hal sama

Apa engkau telah pudar dari cerita?


Ihya ulumuddin

03 September 2022, banyuwangi


Berbagi

Kita bisa dinikmati banyak orang,

agar bisa membagi rasa apa yang kita rasa,

menceritakan apa yang terjadi dari maligai hati yang sendiri,

membagi seluruh hidup ini hanya untuk mu


Jika bukan karena mu

Hidup tak akan hidup

Arti tak ada arti

Sunyi dan sepi


Tanpa hadir mu


Hidup menjadi hambar tanpa rasa

Jika menulis nama mu adalah kewajiban atau keajaiban

Beri hamba untuk terus menulis nama indah mu


Jika nanti engkau tak kuasa akan aku

Aku akan abadi bersama karya ku


Ihya ulumuddin

Banyuwangi, 02 September 2022

Profil Penulis: Ihya Ulumuddin, lahir pada Mei 1998. Penulis buku dan pegiat Komunitas Literasi Rumah Kata. Aktif menulis di berbagai antologi. Saat ini tengah menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Ibrahimy sekaligus santri Pondok Pesantren Al Azhar Muncar. Bukunya antara lain Seberkas Puisi, Menembus Batas, Secangkir Tinta Mas, Menari Diatas Awan, Republik Rasa 1 dan 2