Biografi Aristoteles dan Pemikiran tentang Filsafat
Sumber: Pexels free, by: Griffin Wooldridge
Sumber: Pexels free, by: Griffin Wooldridge |
Pemikiran Aristoteles tentang Filsafat
Pemikiran Aristoteles sangatlah berpengaruh di Barat dan pemikiran logika
pada bidang lainnya. Santo Thomas Aquinnas menyelaraskan pemikiran Aristoteles
dengan teologi Kristiani pada abad ke-13. Lalu diselaraskan juga oleh
Maimonedes pada 1135-1204.
Oleh Ibnu Rusyd, pemikiran Aristoteles diselaraskan juga dengan teologi
Islam pada 1126-1198 M. Inilah yang mendasari admin untuk menulis tentang
pemikiran Aristoteles tentang filsafat.
Maimonedes terpengaruh oleh Aristoteles sehingga pemikir terkemuka Yahudi
itu berhasil mencapai sintesa dengan predikat Yudaisme. Selain dia, masih
banyak sekali filsuf yang terpengaruh oleh pemikiran Aristoteles tentang
filsafat.
Biografi
Pada tahun 384 SM, Aristoteles lahir di Kota Stagira, Makedonia. Ketika dia
berusia 17 tahun, Aristoteles pergi ke Athena untuk belajar di Akademi Plato.
Aristoteles tinggal di Athena selama 20 tahun, sampai kematian Plato.
Aristoteles meyakini bahwa setiap aspek kehidupan manusia dapat dijadikan
objek pemikiran dan analisis. Ia menekankan bahwa alam semesta tidak
dikendalikan secara kebetulan oleh sihir, ataupun kehendak dewa semata,
melainkan diatur oleh hukum-hukum rasional.
Ketika umat manusia pertama kali menyadari potensi terbesarnya di dalam
dirinya sendiri, Aristoteles adalah seorang filsuf terkemuka dan guru
pengetahuan dasar sepanjang era modern awal.
Aristoteles menjadi tokoh terkemuka dalam penelitian logika formal maupun
bidang-bidang filsafat keilmuan lainnya. Aristoteles telah menulis berbagai
karya yang menjelaskan hubungan antara doktrin filsafat dan doktrin pemahaman.
Aristoteles mengatakan bahwa setiap aspek kehidupan sehari-hari seseorang
dapat digunakan sebagai subjek analisis dan refleksi. Ia menegaskan bahwa
selain dipengaruhi oleh hukum-hukum rasial, alam semesta tidak dapat
dikendalikan secara jelas dan ringkas oleh sihir, atau bahkan kehendak dewa
semata.
Pemikiran Aristoteles, seorang filsuf klasik, telah mempengaruhi
dasar-dasar pertumbuhan peradaban di dunia Barat.
Pengaruh Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani kuno yang telah memberikan
sumbangan besar dalam berbagai bidang ilmu, termasuk politik, etika, logika,
dan ilmu pengetahuan.
Ia dikenal sebagai salah satu filsuf terbesar dalam sejarah, dan
pemikirannya masih memberikan pengaruh besar hingga hari ini. Beberapa pengaruh
penting dari Aristoteles adalah:
Pemikirannya mengenai hukum dan moralitas mempengaruhi filsafat politik
hingga hari ini, terutama dalam hal pemikiran tentang masyarakat ideal dan
tindakan yang baik.
Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri ilmu pengetahuan modern dengan
metode yang ia rancang untuk mencapai kebenaran melalui observasi dan deduksi.
Aristoteles juga memperkenalkan konsep-konsep seperti ungkapan, predikat,
dan subjek, yang merupakan dasar dari logika.
Pemikirannya tentang manusia, termasuk konsep-konsep seperti hakikat
manusia, potensi, dan tindakan yang baik, telah mempengaruhi pemikiran filsafat
dan agama hingga hari ini.
Aristoteles juga memperkenalkan konsep-konsep penting dalam ilmu biologi,
termasuk penggolongan dan klasifikasi organisme, yang masih digunakan hingga
saat ini.
Pemikiran Filsafat
Aristoteles memandang filsafat ilmu sebagai sebab dan asal segala benda,
Filsafat ilmu adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran ilmu-ilmu yang
bersifat metafisika, logika, estetika, retorika, etika, ekonomi, dan politik.
Banyak pemikiran Aristoteles yang masih relevan diterapkan di zaman
sekarang. Namun, pemikiran Aristoteles yang mendukung system perbudakan karena
dianggapa hukum alam sudah tidak relevan bila diterapka di zaman sekarang.
Apalagi zaman mienial. Aristoteles juga mendukung kerendahan martabat wanita
bila dibandingkan dengan laki-laki.
Dalam satu kesempatan, Aristoteles mengatakan: “Barangsiapa merenungi
secara dalam sebuah seni dalam pemerintahan manusia, maka orang tersebut yakin
nasib suatu emperium tergantung pada pendidikan saat masa muda.”
Sebab itu, Aristoteles menyebut filsafat dengan “teology”. Filsafat
adalah refleksi dari pemikiran manusia secara sistematis atas realita dan fakta
yang terjadi di masayarakat. Menurut Aristoteles, filsafat tidak berdiri
sendiri dan tidak tumbuh di ruang yang kosong.
Lingkungan hidup, pergaulan, sangat memengauhi filsafat setiap individu
manusia. Dengan itu, seseorang dapat berpikir kritis dan logis. Segala yang
dilihat, diraba, dan dirasakan, bersifat filosofis.
Pembagian Filsafat Menurut Aritoteles
Aristoteles membagi filsafat menjadi beberapa, antara lain:
(syllogimos)
Silogisme adalah penemuan terbesar Aristoteles dalam bidang filsafat.
Silogisme adalah deskripsi berkunci, yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang
umum atas hal yang khusus.
Dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru dan tepat dari dua kebenaran yang sudah ada, dituntut. Sebagai contoh, ada dua pernyataan.
>Setiap manusia pasti mati
>Dina manusia, maka Dina pasti mati juga
Menurut Aristoteles, ada dua cara untuk sampai pada pengetahuan baru:
induksi dan deduksi. Induksi, ternyata, bermula dari kasus-kasus yang dirancang
khusus untuk menghasilkan pemahaman tentang hal-hal yang biasa.
Namun, deduksi itu didasarkan pada dua kasus yang belum terselesaikan,
dan pada intinya menarik suatu kebenaran tingkat tiga.
Metode derivasi disebut sebagai silogisme. Definisi induksi tergantung
pada apakah konsep indrawn dipahami sebagai deduksi atau perumpamaan serupa
dari perspektif indrawn. Karena alasan inilah Aristoteles memandang deduksi
sebagai metode pengenalan pengetahuan baru yang efektif.
Filosofia teoritika
Teori ini memliki dua unsur, yaitu fisika dan kosmos.
Fisika membahas ilmu alam, meliputi dunia dan seisinya.
Kosmos terdiri dari dua wilayah yang sifatnya berbeda.
Aristoteles berpendapat bahwa dunia dan jagat raya ini terbatas,
berbentuk bulat dengan system yang mengelilingi.
Karya-Karya Aristoteles
Karya-karya Aristoteles banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa,
seperti bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman, dan lain-lain.
Pada akhir abad pertengahan, kekaguman kaum intelektual dan filsuf sangat masyhur
dibicarakan.
Karya-karya Aristoteles menjadi sangat terkenal karena menjadi semacam
obor dan penerang dari permasalahan yang pelik. Aristoteles tidak sepakat
dengan pujian yang keterlaluan dari orang-orang semasa hidup.
Aristoteles adalah seorang filsuf yang mempunyai banyak karya dalam
banyak bidang, termasuk politik, ilmu, etika, dan metafisika. Ia menulis banyak
buku yang berisi pemikirannya dalam berbagai bidang tersebut. Beberapa karya
terkenalnya adalah: "Politik”
"Metafisika" "Etika Nicomachean" "Fisiologi"
Namun, tidak ada bukti yang pasti tentang apa saja karya-karya yang
ditulisnya karena hampir semua karya aslinya hilang.
Filsafat
Karier Aristoteles membentang dalam tiga tahap: pertama, saat dia belajar
di Akademi Plato dan mentornya ada di dekatnya; kedua, ketika dia menjadi
presiden Lyceum; dan ketiga, ketika ia pindah ke kawasan Yunani selatan untuk
memulai hidup barunya.
Selain kontribusinya terhadap metafisika, fisika, etika, politik, ilmu
kedokteran, ilmu alam, dan karya seni selama menjadi Lyceum, mereka juga
menawarkan sejumlah karya tulis yang berfokus pada kajian masalah logika.
Namun demikian, ciri khas kebudayaan Yunani yang secara konsisten
berusaha mentransformasikan ketidakteraturan menjadi keberaturan, menyebarkan
keberaturan bagi umat manusia ke dunia konflik alami.
Aristoteles juga bekerja untuk membuat undang-undang sistem pemerintahan.
Ia mengembangkan sistem klasifikasi monarki, oligarki, tirani, demokrasi, dan
republik yang masih digunakan sampai sekarang.
Saya adalah orang pertama di bidang pengetahuan yang menganalisis dan
mengklasifikasikan spesialisasi biologi secara sistematis.
Pengamatan ini mencakup salah satu jenis keberaturan yang ia kutip untuk
menggambarkan aturan dunia dan hal-hal yang terjadi di dalamnya, seperti
metabolisme, perubahan suhu, pemrosesan informasi, embriogenesis, dan
peperangan sifat.
Hingga saat ini, ahli biologi modern masih menggunakan metode Aristoteles
saat mempelajari daerah yang baru dijajah.
Metode ini memerlukan pengumpulan data secara sistematis, mengamati
medan, dan menghasilkan kesimpulan berdasarkan kemungkinan kejadian di masa
depan dari peristiwa tertentu.
Berbeda dengan Plato yang menganut teori tentang bentuk-bentuk tikungan
ideal, Aristoteles menjelaskan bahwa karena ada bentuk untuk materi, maka tidak
mungkin tanpa satu (eksis).
Tulisan-tulisan lain menurut fokusnya pada gerak; dia terus-menerus
menegaskan bahwa setiap tikungan mengarah ke satu tujuan. Karena benda tidak
dapat bergerak dengan sendirinya, maka diperlukan penggerak.
Penggerak itu harus memiliki penggerak lainnya, tiba pada penggerak
pertama yang tak bergerak, yang kemudian disebut dengan theos, yaitu Tuhan dalam
pengertian Bahasa Yunani.
Itulah biografi Aristoteles, Pemikiran filsafat, dan pengaruhnya semasa
hidup. Semoga bermanfaat, yak, ges. Amin. Selamat membaca!
Post a Comment