Bab 5



Fana

“Aku tidak pernah meminta cinta tumbuh dari dalam hatiku untukmu, Kekasih. Itu rencana Tuhan. Bukan permintaanku.”

Minggu, 12 September 2021

Kau bilang, di antara empat teman yang magang, Kau dan Kamila – temanmu yang belum datang karena lomba itu – tidak faham bahasa Arab. Aku menawarimu agar kau belajar sendiri denganku. Aku minta, kau mengatur waktu untuk kita saling belajar. Aku menyarankan agar kita belajar saat malam hari. Malam adalah waktu yang paling kusukai untuk bicara pelajaran. Kau mengiyakan. Setiap malam, aku sempatkan untuk menemanimu belajar di pendopo putri.

Kata orang, seorang guru sah-sah saja memiliki animo untuk mempintarkan anak didik, tapi tidak untuk kepastian merealisasikannya. Aku membimbingmu secara intens setiap malam. Kunikmati saja kegiatan membimbingmu sebagai pengisi waktu luang. Bukan kewajiban, apalagi, perjuangan. Aku terlalu dini untuk memperjuangkanmu saat itu, pikirku.

Dua hari berjalan, kau dan Lailana pindah ke SMK. Entah, aku tak tahu apa sebab kepindahanmu. Doyok bilang, itu perintah Yai. Aku cuek, dan tidak menanyai sebab kepindahanmu. Kau bilang lewat whatsapp. “Mas, belajar lagi.” Tanpa aku mengindahkan, malam harinya aku ke SMK, dan menemanimu belajar lagi.

Tak pernah kusangka sebelumnya, aku benar-benar terpesona oleh suaramu yang lembut dan bersahaja. Terlalu cepat bukan, mencintaimu sedini dan secepat ini. Ya Tuhan. Aku telah melabuhkan hatiku pada hatimu tanpa pernah berkata dan menyetakannya. Diam-diam kupendam perasaan ini berhari-hari.

Namun, cinta tetaplah cinta. Orang bilang, Cinta tidak terlihat, tapi kentara benar dari tingkah laku. Kurasai dan kau juga merasainya, bahwa aku telah benar-benar berubah. Aku bukan aku yang dulu. Awal niatku yang menemanimu belajar hanya untuk mengisi kekosongan, berlahi menjadi kewajiban, dan bahkan perjuangan untuk membuatmu faham agama. Uh, egois kurasai hingga saat ini, Dik.

****

Ketika bertemu denganmu dan intens membimbingmu setiap hari; pagi, siang, dan malam, semua yang kupikir dan kuasumsikan tentang cinta setelah melupakannya lenyap tak tersisa. Aku benar-benar telah fana padamu.